Kota mojokerto adalah sebuah kota yang dahulunya daerah tingkat dua
berstatus kotamadya di Jatim, Indonesia. Terletak 50 km barat daya
Surabaya, wilayah kota ini dikelilingi oleh kab. Mojokerto. Kota ini
merupakan kota dengan luas wilayah terkecil di Jawa Timur.
Dimana dikota ini pernah jadi pusat kerajaan yaitu kerajaan majapahit,
yang terletak tepat di daerah kota mojokerto. Kota mojokerto ini
mempunyai candi - candi peninggalan dari kerajaan majapahit, walaupun
candinya tidak sebagus dan terkenal seperti candi borobudur dan
prambanan tapi tidak kalah indahnya dengan candi yang terbesar di
indonesiaitu. tempat yang paling banyak terdapat candi - candi dan
artefak atau arca dll terdapat di wilayah kec.trowulan.
Mojokerto terkenal dengan camilan khasnya yaitu onde - onde. tahu tek/lontong.
Wisata Budaya di mojokerto
Di mojokerto banyak wisata budaya yang bisa dikunjungi, diantaranya adalah :
1. Reco Lanang
Reco Lanang adalah Arca yang terbuat dari batu andesip dengan ukuran
tinggi 5,7 meter ini merupakan gambaran dari perwujudan salah satu Dhani
Budha yang disebut Aksobnya yang menguasai arah mata angin sebelah
timur. Agama Budha Mahayana mengenal adanya beberapa bentuk kebudhaan
yaitu Dhyani Bodhisatwa dan manusi Budhi. Dhyani Budha digambarkan dalam
perwujudan Budha yang selalu bertafakur dan berada di langit. Dengan
kekuatannya ia memancarkan seorang manusi Budha yang bertugas
mengajarkan dharma di dunia. Tugas manusi budha berakhir setelah wafat
dan kembali ke Nirwana. Demi kelangsungan ajaran dharma, Dhyani Budha
memancarkan dirinya lagi ke dunia yaitu ke Dhyani Boddhisatwa. Setiap
jaman mempunyai rangkaian Dhyani Budha, Boddhisatwa dan Manusi Budha. Di
wilayah Trowulan sekarang sudah banyak pemahat-pemahat yang membuat
arca seperti peninggalan kerajaan Majapahit,sehingga tidak sedikit orang
dari luar daerah bahkan luar negeri yang memesan patung-patung seperti
patung peninggalan dari kerajaan Majapahit.
2. Candi Bajang Ratu
Gapura yang berbentuk PADU RAKSA ini mempunyai tiga bagian : kaki,
tubuh, dan atap. Mempunyai sayap dan pagar tembok di kedua sisinya. Ada
hiasan pada bagian atap berupa Kepala Kala diapit Singa. Relief
Matahari, Naga berkaki, Kepala Garuda, dan Relief bermata satu. Di
bagian kaki menggambarkan cerita Sri Tanjung mempunyai fungsi sebagai
pelindung atau penolak marabahaya dan pada sayap kanan dihiasi relief
cerita Ramayana. Kanan kiri pintu diberi pahatan berupa binatang
bertelinga panjang. Gapura ini ada hubungannya dengan Raja Jayanegara.
Gapura Bajangratu dibangun dari bata yang direkatkan satu sama lainnya
degan sistem gosok, kecuali pada ambang pintu dan anak tangga terbuat
dari batu andesit. Denah bangunan berbentuk empat persegi panjang
berukuran panjang 11,5 m, lebar 10,5 m. Tinggi bangunan 16,5 m dan
lorong pintu masuk lebarnya 1,4 m. Lokasinya berada du Dukuh Kraton,
Desa Temon, Kecamatan Trowulan.
3. Candi Tikus
Candi Tikus merupakan replika atau lambang Mahameru. Candi ini disebut
Candi Tikus karena sewaktu ditemukan merupakan tempat bersarangnya tikus
yang memangsa padi petani. Di tengah Candi Tikus terdapat miniatur
empat buah candi kecil yang dianggap melambangkan Gunung Mahameru tempat
para dewa bersemayam dan sumber segala kehidupan yang diwujudkan dalam
bentuk air mengalir dari pancuran-pancuran/jaladwara yang terdapat di
sepanjang kaki candi. Air ini dianggap sebagai air suci amrta, yaitu
sumber segala kehidupan.
Arsitektur bangunan melambangkan kesucian Gunung Mahameru sebagai tempat
bersemayamnya para dewa. Menurut kepercayaan Hindu, Gunung Mahameru
merupakan tempat sumber air Tirta Amerta atau air kehidupan, yang
dipercaya mempunyai kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan,
dari mitos air yang mengalir di Candi Tikus dianggap bersumber dari
Gunung Mahameru. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto.
4. Kolam Segaran
Kolam segaran merupakan bangunan kolam kuno terbesar yang mencerminkan
kemampuan Kerajaan Mojopahit beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut
cerita kolam ini digunakan untuk rekreasi dan menjamu tamu-tamu Kerajaan
Mojopahit. Orang yang pertama kali menemukan kolam ini adalah Ir. Henry
Maclain Pont pada tahun 1926. Bentuk denah kolam empat persegi panjang
berukuran panjang 375 m dan lebar 125 m. Dinding kolam setinggi 3,16 m,
sementara lebarnya 1,6 m. Lokasinya berada di Dukuh Trowulan, Desa
Trowulan, Kecamatan Trowulan.
5. Candi Wringin Lawang
Candi ini diperkirakan sebagai pintu gerbang utama untuk masuk ke
komplek kerajaan Majapahit. Bentuknya berupa gapura belah ( candi Bentar
). Bangunan ini terbuat dari batu bata dengan ukuran tinggi 13,7 m
panjang 13 m lebar 11m. Menurut cerita rakyat gapura Wringin Lawang
merupakan salah satu gapura masuk ke alun-alun Mojopahit. Di dekat
gapura dahulu juga dilengkapi dengan paseban, yaitu tempat menunggu bagi
orang-orang yang akan sowan kepada raja. Candi ini dikenal dengan Candi
Wringin Lawang, konon dulu didekat candi ini tumbuh dua pohon beringin
berjajar yang besar. Candi ini terletak di Desa Jati Pasar, Kecamatan
Trowulan, Mojokerto.
6. Pendopo Agung
Pendopo Agung Mojokerto adalah sebuah bangunan khusus khas nuansa
Mojopahit dan sering difungsikan sebagai tempat pertunjukan kesenian,
studi tour, lomba, tempat pertemuan dengan suasana yang teduh dan nyaman
juga sebagai tempat untuk istirahat/rekreasi. Lokasinya berada di Desa
Temon, Kecamatan Trowulan. Tempat tersebut diyakini sebagai pusat
kerajaan Majapahit. Bagian bangunan asli yang masih tersisa dari Pendopo
Agung hanya 26 buah umpak (batu penyangga tiang) saja, sedangkan
bangunan Pendopo Agung yang sekarang berdiri merupakan bangunan baru. Di
pendopo ini pula, diyakini Mahapatih Gajah Mada dahulu mengikrarkan
Sumpah Palapa (Palapa kemudian dipakai sebagai nama satelit komunikasi
pertama yang ‘menyatukan’ komunikasi di seluruh Indonesia). Di depan
Pendopo Agung, di sebelah kiri, terdapat patung sang Mahapatih, dan di
depan pendopo terdapat patung Raden Wijaya.
7. Candi Jalatunda
Candi ini terletak di lereng Gunung Bekal, salah satu puncak dari
pegunungan Penanggungan. Tepatnya di Desa Seloliman Kecamatan Trawas.
Bangunannya terbuat dari batu kali dengan ukuran panjang 16,85 m lebar
13,52 m tinggi 5,20 m. Menurut data sejarah candi ini menunjukkan angka
tahun 977 M, dan di sebelah kiri dinding belakang candi terdapat tulisan
GEMPENG,disamping itu di sebelah sudut tenggara juga ada tulisannya.
Menurut ahli sejarah dikatakan bahwa candi ini merupakan petirtaan yang
dipersiapkan untuk Raja Udayana yaitu raja Bali yang mempersunting putri
Gunapriyadharmapatni dari Jawa dan dari hasil perkawinan ini pada tahun
991 lahirlah Airlangga. Jadi tahun 997 menunjukkan tahun pembuatannya.
8. Makam Troloyo
Obyek utamanya adalah Makam Sayyid Muhammad Jumadil Qubro (Syech Jumadil
Kubro). Syech Jumadil Kubro adalah kakek dari Sunan Ampel. Beliau
adalah ulama dari Persia yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Makamnya pertama kali diberi cungkup oleh tokoh masyarakat setempat
bernama KH Nawawi pada tahun 1940. Di kompleks makam troloyo terdapat
dua kelompok makam, yaitu kelompok makam bagian depan, terdiri dari
makam Wali Songo dan Kelompok Makam Syech Jumadi Kubro. Kelompok makam
inilah yang paling banyak dikunjungi peziarah. Dan kelompok makam bagian
belakang terdiri dari dua cungkup, yaitu cungkup pertama makam Raden
Ayu Anjasmara dan makam Raden sering disebut sebagai kubur pitu.
http://milha-syifa.blogspot.com/2011/05/kebudayaan-di-mojokerto.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar