Rabu, 17 September 2014

kota mojokerto

Kota mojokerto adalah sebuah kota yang dahulunya daerah tingkat dua berstatus kotamadya di Jatim, Indonesia. Terletak 50 km barat daya Surabaya, wilayah kota ini dikelilingi oleh kab. Mojokerto. Kota ini merupakan kota dengan luas wilayah terkecil di Jawa Timur.
 Dimana dikota ini pernah jadi pusat kerajaan yaitu kerajaan majapahit, yang terletak tepat di daerah kota mojokerto. Kota mojokerto ini mempunyai candi - candi peninggalan dari kerajaan majapahit, walaupun candinya tidak sebagus dan terkenal seperti candi borobudur dan prambanan tapi tidak kalah indahnya dengan candi yang terbesar di indonesiaitu. tempat yang paling banyak terdapat candi - candi dan artefak atau arca dll terdapat di wilayah kec.trowulan.
 Mojokerto terkenal dengan camilan khasnya yaitu onde - onde. tahu tek/lontong.
Wisata Budaya di mojokerto
Di mojokerto banyak wisata budaya yang bisa dikunjungi, diantaranya adalah :
1. Reco Lanang
Reco Lanang adalah Arca yang terbuat dari batu andesip dengan ukuran tinggi 5,7 meter ini merupakan gambaran dari perwujudan salah satu Dhani Budha yang disebut Aksobnya yang menguasai arah mata angin sebelah timur. Agama Budha Mahayana mengenal adanya beberapa bentuk kebudhaan yaitu Dhyani Bodhisatwa dan manusi Budhi. Dhyani Budha digambarkan dalam perwujudan Budha yang selalu bertafakur dan berada di langit. Dengan kekuatannya ia memancarkan seorang manusi Budha yang bertugas mengajarkan dharma di dunia. Tugas manusi budha berakhir setelah wafat dan kembali ke Nirwana. Demi kelangsungan ajaran dharma, Dhyani Budha memancarkan dirinya lagi ke dunia yaitu ke Dhyani Boddhisatwa. Setiap jaman mempunyai rangkaian Dhyani Budha, Boddhisatwa dan Manusi Budha. Di wilayah Trowulan sekarang sudah banyak pemahat-pemahat yang membuat arca seperti peninggalan kerajaan Majapahit,sehingga tidak sedikit orang dari luar daerah bahkan luar negeri yang memesan patung-patung seperti patung peninggalan dari kerajaan Majapahit.
2. Candi Bajang Ratu
Gapura yang berbentuk PADU RAKSA ini mempunyai tiga bagian : kaki, tubuh, dan atap. Mempunyai sayap dan pagar tembok di kedua sisinya. Ada hiasan pada bagian atap berupa Kepala Kala diapit Singa. Relief Matahari, Naga berkaki, Kepala Garuda, dan Relief bermata satu. Di bagian kaki menggambarkan cerita Sri Tanjung mempunyai fungsi sebagai pelindung atau penolak marabahaya dan pada sayap kanan dihiasi relief cerita Ramayana. Kanan kiri pintu diberi pahatan berupa binatang bertelinga panjang. Gapura ini ada hubungannya dengan Raja Jayanegara. Gapura Bajangratu dibangun dari bata yang direkatkan satu sama lainnya degan sistem gosok, kecuali pada ambang pintu dan anak tangga terbuat dari batu andesit. Denah bangunan berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 11,5 m, lebar 10,5 m. Tinggi bangunan 16,5 m dan lorong pintu masuk lebarnya 1,4 m. Lokasinya berada du Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan.
3. Candi Tikus
Candi Tikus merupakan replika atau lambang Mahameru. Candi ini disebut Candi Tikus karena sewaktu ditemukan merupakan tempat bersarangnya tikus yang memangsa padi petani. Di tengah Candi Tikus terdapat miniatur empat buah candi kecil yang dianggap melambangkan Gunung Mahameru tempat para dewa bersemayam dan sumber segala kehidupan yang diwujudkan dalam bentuk air mengalir dari pancuran-pancuran/jaladwara yang terdapat di sepanjang kaki candi. Air ini dianggap sebagai air suci amrta, yaitu sumber segala kehidupan.
Arsitektur bangunan melambangkan kesucian Gunung Mahameru sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Menurut kepercayaan Hindu, Gunung Mahameru merupakan tempat sumber air Tirta Amerta atau air kehidupan, yang dipercaya mempunyai kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan, dari mitos air yang mengalir di Candi Tikus dianggap bersumber dari Gunung Mahameru. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
4. Kolam Segaran
Kolam segaran merupakan bangunan kolam kuno terbesar yang mencerminkan kemampuan Kerajaan Mojopahit beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut cerita kolam ini digunakan untuk rekreasi dan menjamu tamu-tamu Kerajaan Mojopahit. Orang yang pertama kali menemukan kolam ini adalah Ir. Henry Maclain Pont pada tahun 1926. Bentuk denah kolam empat persegi panjang berukuran panjang 375 m dan lebar 125 m. Dinding kolam setinggi 3,16 m, sementara lebarnya 1,6 m. Lokasinya berada di Dukuh Trowulan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan.
5. Candi Wringin Lawang
Candi ini diperkirakan sebagai pintu gerbang utama untuk masuk ke komplek kerajaan Majapahit. Bentuknya berupa gapura belah ( candi Bentar ). Bangunan ini terbuat dari batu bata dengan ukuran tinggi 13,7 m panjang 13 m lebar 11m. Menurut cerita rakyat gapura Wringin Lawang merupakan salah satu gapura masuk ke alun-alun Mojopahit. Di dekat gapura dahulu juga dilengkapi dengan paseban, yaitu tempat menunggu bagi orang-orang yang akan sowan kepada raja. Candi ini dikenal dengan Candi Wringin Lawang, konon dulu didekat candi ini tumbuh dua pohon beringin berjajar yang besar. Candi ini terletak di Desa Jati Pasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.
6. Pendopo Agung
Pendopo Agung Mojokerto adalah sebuah bangunan khusus khas nuansa Mojopahit dan sering difungsikan sebagai tempat pertunjukan kesenian, studi tour, lomba, tempat pertemuan dengan suasana yang teduh dan nyaman juga sebagai tempat untuk istirahat/rekreasi. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan. Tempat tersebut diyakini sebagai pusat kerajaan Majapahit. Bagian bangunan asli yang masih tersisa dari Pendopo Agung hanya 26 buah umpak (batu penyangga tiang) saja, sedangkan bangunan Pendopo Agung yang sekarang berdiri merupakan bangunan baru. Di pendopo ini pula, diyakini Mahapatih Gajah Mada dahulu mengikrarkan Sumpah Palapa (Palapa kemudian dipakai sebagai nama satelit komunikasi pertama yang ‘menyatukan’ komunikasi di seluruh Indonesia). Di depan Pendopo Agung, di sebelah kiri, terdapat patung sang Mahapatih, dan di depan pendopo terdapat patung Raden Wijaya.
7. Candi Jalatunda
Candi ini terletak di lereng Gunung Bekal, salah satu puncak dari pegunungan Penanggungan. Tepatnya di Desa Seloliman Kecamatan Trawas. Bangunannya terbuat dari batu kali dengan ukuran panjang 16,85 m lebar 13,52 m tinggi 5,20 m. Menurut data sejarah candi ini menunjukkan angka tahun 977 M, dan di sebelah kiri dinding belakang candi terdapat tulisan GEMPENG,disamping itu di sebelah sudut tenggara juga ada tulisannya.
Menurut ahli sejarah dikatakan bahwa candi ini merupakan petirtaan yang dipersiapkan untuk Raja Udayana yaitu raja Bali yang mempersunting putri Gunapriyadharmapatni dari Jawa dan dari hasil perkawinan ini pada tahun 991 lahirlah Airlangga. Jadi tahun 997 menunjukkan tahun pembuatannya.
8. Makam Troloyo
Obyek utamanya adalah Makam Sayyid Muhammad Jumadil Qubro (Syech Jumadil Kubro). Syech Jumadil Kubro adalah kakek dari Sunan Ampel. Beliau adalah ulama dari Persia yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Makamnya pertama kali diberi cungkup oleh tokoh masyarakat setempat bernama KH Nawawi pada tahun 1940. Di kompleks makam troloyo terdapat dua kelompok makam, yaitu kelompok makam bagian depan, terdiri dari makam Wali Songo dan Kelompok Makam Syech Jumadi Kubro. Kelompok makam inilah yang paling banyak dikunjungi peziarah. Dan kelompok makam bagian belakang terdiri dari dua cungkup, yaitu cungkup pertama makam Raden Ayu Anjasmara dan makam Raden sering disebut sebagai kubur pitu.
http://milha-syifa.blogspot.com/2011/05/kebudayaan-di-mojokerto.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar